Posted in Tentang Racau

2020 MEMANG ISTIMEWA

Hah…setengah percaya tapi tak percaya kita berada di penghujung tahun 2020 ini. Benar kata orang, akupun merasa kalender hanya berjalan di bulan Januari dan Februari lalu tiba-tiba sudah mau Januari lagi. Tapi kalau ku runut lagi, tak benar juga kalau 2020 jadi terasa sesingkat itu. Tahun yang penuh dengan cobaan dan proses adaptasi tiada henti. Tahun yang menjadi lengkap karena sekaligus merasakan kehilangan dan kedatangan, memberi-menerima, merelakan-bersungut protes hahaha sungguh tahun yang random untuk usia kepala tigaku ini.

Di sosial media lain banyak kulihat bersliweran catatan kesuksesan dan capaian orang-orang. Beberapa bahkan sempat ada yang DM menanyakan apa saja yang ku alami selama tahun kembar ini. Merasa tak bisa merangkumnya dalam lintasan story sekali swipe, aku memilih untuk bercerita di sini. Bukan untuk pamer! Bukan sama sekali. Aku hanya ingin mengenang jika kelak ternyata masa depan lebih sulit, aku tetap tegar melangkah dan punya pengingat kalau aku telah berhasil melewati 2020 dengan sukses! Selain itu, tahun ini juga jadi tahun pencatat semua hal-hal remeh temeh yang ternyata membentukku hingga jadi seperti sekarang ini. Selama tiga puluh tahun, aku merasa kehidupan berjalan sangat cepat. Milestone yang kubuat sendiri ternyata masih cukup pelit memberi rehat dan menyelipkan jeda. Aku yang selalu berpacu dengan waktu selalu terburu-buru. Seperti akan mati esok semua ku lewati satu persatu. Ahhh tahu apa aku tentang kematian? Hidup saja banyak keluhan tapi aku bangga diberi (dipaksa) untuk lebih mendengarkan diri sendiri. Vakansi ke dalam.

Januari 2020 Harusnya aku sudah mulai waspada begitu mengganti kalender. Sejak sepuluh tahun lalu aku selalu percaya kalau Januari tak pernah bersambut manis untukku. Ada saja kemalangan yang menimpa dan otomatis membuatku berubah drastis. Ahhh… bulan ini sangat mendebarkan. Dengan berat hati kami saling menguatkan agar bisa melalui hari demi hari di tempat yang tak pernah terduga masuk dalam visiting place vakansi kami. Charita rawat inap di rumah sakit.

Februari 2020 Semua mungkin sepakat ketika Februari selalu dikaitkan dengan bulan penuh cinta. Februari 2020 menjadi kenangan terindah kami sekeluarga karena masih sempat menjelajah Cirebon dulu sebelum akhirnya pulang ke Bali. Di Bali pun semua terasa sangat menyenangkan. Termasuk hari terakhir aku bekerja kantoran. Kenangan baby shower dan bday party adalah kenangan terakhir kami berjumpa langsung dengan Bu Ewik. Kami sangat senang kala itu, mengunjungi tempat wisata lengkap bersama keluarga, makan di lebih restoran baru tapi tetap enak, serta pertemuan-pertemuan dengan seluruh keluarga. Tak disangka Februari juga jadi akhir plesiran kami di tahun 2020. Sungguh prihatin sekali.

Maret 2020 Jika tahu akan seperti sekarang jadinya, aku mungkin tak perlu merasa percaya dan optimis akan janji-janji pemerintah menuntaskan pandemi ini. Tapi ku jalani Maret kala itu dengan tersungut-sungut menyaksikan karut marut di segala sudut. Aku tak banyak protes karena merasa, oh ini sedang diperbaiki oleh yang berwenang. Saat semua negara menutup pintu masuknya, negara kita malah terbuka dengan berbagai macam paket wisata. Kepalaku mumet memikirkan apakah Maret yang ruwet ini bisa aku lalui? bisakah aku survive? kita?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *