
“Dengerin nae… nanti kalau disuruh jawab biar bisa”
“Bisa ga sih kamu dengerin aku, sekali ini saja?”
“Tuhkan.”
Hahaha…malam-malam jadi kebayang beberapa percakapan dalam keseharian yang ternyata berkaitan sekali dengan topik mendengarkan efektif. Menyimak obrolan Etha, Putri dan WS seperti mengingatkan kembali PR sepanjang hayatku untuk belajar menjadi pendengar yang baik.
Mendengarkan efektif tidak hanya melibatkan indera pendengaran, tak sekadar mendengar suara namun erat hubungannya dengan kehadiran diri secara utuh. Bayangin aja kalau mau curhat mosok kita berhadapan sama telinga terbang, kan horor yaaa hehehe.
Semenjak jadi Rangkul, akupun semakin giat berlatih, di Keluarga Kita kami diajak untuk bisa hadir sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh tubuh. Dalam keterampilan ini, kita juga diharapkan mampu menangkap gesture, merasakan perasaaan, dan mengoneksikan diri seutuhnya. Penting untuk siaga “REM” agar tak keburu menghakimi atau kesusu dalam menasihati.
Oleh karena itu, PERLU usaha dan latihan agar bisa ‘mendengar untuk mengerti’.
So, What makes a good listener?
Continue reading “~tentang berlatih mendengarkan efektif”