“Still I’m glad for what we had, and how I once loved you”
Pura-pura bahagia memang butuh banyak energi, sayangnya selera makan tak kunjung kembali.

April fool. Aku merayakan bulan ini dengan kebodohan-kebodohan yang ku ciptakan sendiri. Kalau kata Aan mansyur, mungkin kepalaku jadi salah satu kantor paling sibuk di dunia saat ini. Banyak hal mondar mandir dalam pikiran. Mulai dari bacaan tambahan dari sesi konseling yang sekadar mampir atau tugas kuliah yang tak kenal lelah mewarnai semester kali ini. Menyadari Mas Angan yang bakal pulang ke Indonesia, aku malah jadi makin melow sendiri. Untuk urusan ini, aku memang super cengeng! Tapi lama-lama ya mesti disadari bahwa pertemuan akan berotasi pada perpisahan dan kembali ke perjumpaan baru lainnya. Sebuah lagu di bulan ini, ‘It’s too late’ dari Carole King yang sebenarnya tidak asing di telingaku. Pertama kali mendengar lagu ini sepertinya saat aku main ke rumah teman SD di Seririt. Dia sedang les piano (dan aku nonton aja). Dengan apik dia menyanyikan lagu ini. Pun Mas Angan Senja (yang hapal dan pelafalannya sangat jelas) menyanyikan lirik demi lirik dalam lagu sendu klasik ini. Liriknya melirik aku banget.