Saraswati Day International Festival: A Celebration of Cultural and Linguistic Diversity in NYC
Saraswati Day International Festival: A Celebration of Cultural and Linguistic Diversity
Banjar Bali USA, BASAbali Wiki (a collaboration between BASAbali.org, Udayana University, and the Balinese Governor’s Language Board, Badan Bahasa), the ARMA Museum, and the Indonesian Embassy in Washington, D.C. are pleased to announce their joint sponsorship of international festival to honor Saraswati Day (the Balinese day of wisdom, knowledge, and culture) in celebration of Bali’s unique language and Indonesia’s rich linguistic diversity and at the same time also celebrating the world’s rich linguistic diversity.
“I’m not sure whether it’s because of the food or the traditional costumes that made us won at the Montclair State University’s World Fair (MSU’s World Fair). Possibly it was because the food were interesting and the costumes were colourful, but hey, it could be because we looked friendly and gave a warm welcome to every visitors who came to our booth. Whatever the reason, we, the PERMIAS New Jersey, were happy and surprised to have won the first place.”
The MSU’s World Fair this year was held in April 23 and participated by 35 clubs and organizations, where each was looking to introduce its mission and activities to public. People came to this event to enjoy free food and drinks and especially to learn about the culture from other countries. Each participants displayed the table with an international, cross-cultural, or multicultural theme with interactive session. This was the first time we participated in the MSU’s World Fair. For this event, we cooked Gado-gado, Sate Ayam and Rujak Gula Merah and provide some pictures that shown the beauty of Indonesia. One student stated that the spicy seasoning and the sour fruits in the Rujak Gula Merah made for a very interesting – but tasty dessert. We also prepared traditional costumes from Palembang and Bali, to make the experience complete for the visitors. They were so excited and taking so many pictures while wearing these costumes.
Dear manteman yang sedang berjuang dan bertanya mengenai aplikasi saya terdahulu (mohon maaf) saya ga bisa berbagi. Bukan karena pelit ya, tapi memang tidak bawa arsipnya dan kalaupun ada sepertinya tersimpan di rumah Bali atau di laptop mantan *gali kuburan*.
Nah, sekalian bercerita juga secara umum terkait beasiswa yang saya dapatkan. Berikut tulisan singkat pengalaman mengisi aplikasi beasiswa PRESTASI USAID.
Disclaimer: Ini adalah obrolan informal, tidak ada hubungan khusus dengan pihak PRESTASI USAID/IIEF. Karena ini adalah pengalaman pribadi saya, belum tentu ini akan cocok jika diterapkan seutuhnya untuk abang nona sekalian. Foto di samping diambil saat teman saya memberikan bukti bahwa titipan dokumen sudah sampai dengan selamat. Sudah baca dramanya? ada di blog lama ku lampirkan di akhir cerita.
Perlukah Les Bahasa Inggris?
Jawabannya : Perlu! Terlebih lagi jika bahasa ibu bukanlah bahasa Inggris. Sepertinya les atau punya privat mentor akan membantu kita mencapai target belajar. Pengalamanku, ketika ikut les biasanya proses belajar dikemas secara menarik. Tentu ini akan menyenangkan karena membantu agar makin semangat menggali kemampuan lalu mempraktikkannya.
Dengan kita mencintai maka kita akan menikmati setiap proses belajarnya.
Jangan takut dan gengsi kalau memang kita tidak fasih berbahasa Inggris, itu adalah hal yang wajar. Pun setelah sampai di Amerika saya pun jadi tahu bahwa tidak semua orang di sini bisa bahasa Inggris dengan baik.
Disclaimer : Tulisan ini hanya berlaku bagi pejuang beasiswa yang sudah memiliki pacar atau kalau sudah berkeluarga ya bisa nyelip-nyeliplah sedikit. Kalau yang sedang memilih untuk tetap sendiri (Jomblo) mungkin yang harus disiapkan hanyalah satu hal saja. CARI GEBETAN!
Way saat bertemu partner LDR nya di Universal Studio Orlando, Florida
Banyak cewek yang merasa lemah ketika harus dihadapkan pada situasi memilih, apakah harus sekolah jauh atau menjalani hubungan jarak jauh.
Di awal tulisan ini aku ingin bersyukur karena dulu saat mengalami masa sulit ini aku justru diberikan kekuatan dan semangat oleh orang-orang terdekat untuk melanjutkan studi di negara adidaya.
Ya setidaknya saat mendeklarasikan diri kalau aku mau daftar beasiswa ini mereka mendukungku penuh! entahlah, apa memang karena melihat potensiku atau ingin aku enyah dari kehidupan mereka. Alasan lain ya… dukung saja karena ga yakin juga sih, kalau aku bisa lolos. LoL. Entahlah.
Anyway, sampai saat ini aku masih suka cubit-cubit pipi lhoo *IYA PIPI* kalau ini bukan mimpi. Masih sulit rasanya menerima kenyataan kalau saat ini aku telah berada di negara yang tidak pernah masuk dalam destinasi vakansi, tapi tentu saja memang jadi incaran untuk melanjutkan sekolah, gratis.
Jadi, sebagai perempuan aku pernah merasa berada di posisi itu. Memilih dua pilihan berat untuk masa depan, saat-saat yang menggalaukan untuk disko darurat. Continue reading “~Tentang Persiapan LDR”→