Terhitung sejak Maret 2020 Aku puasa naik mobil karena memang tidak keluar rumah. Barusan naik mobil 20 menit aja ke Bintaro malah mual-mual. Hiks… ku teringat masa lalu, sensasi aduhay di mobil Bapak yang baru buka pintunya sudah semerbak parfum lemon kecut :’) Sekarang? mobil aromanya sanitizer semua.

Sejak semalam aku sebenarnya sudah kepikiran. Lumayan, besok vaksin di Mall bisa kali nunggu giliran sambil cuci mata HAHAHA (demikian rencananya). Melalui WA grup keluarga, aku bercerita akhirnya dapat giliran vaksin juga. Seperti biasa aku pun dihujani nasehat (yang dulunya ku sampaikan pada mereka yg vaksin duluan) biar jaga kondisi dan tensi (wkwk iyaaa kali aku tegang mulu). Sebenarnya ketakutanku ini karena membayangkan kerumunan menyebalkan yang kerap ku lihat d sosmed beberapa waktu belakangan ini. Apalagi wilayah Tangsel, banyak cerita di sosmed yang bikin merinding namun akhirnya ku saring-saring lagi. Ku ceritakan kegalauan ini pada suami dan dia kemudian menunjukkan proses vaksinasi hari pertama dan kedua. “Aman Mah…ini rapi kok”. Komentarnya melegakan. Akupun lanjut nonton Hospital Playlist pukpuk Jun Wan.

Dari informasi yang ku terima di email, partisipan diharapkan hadir 30 menit atau satu jam lebih awal untuk bersiap menunggu giliran. Aku? Hadirnya dua jam lebih awal. Rencanaku tentu saja memantau situasi dan berharap bisa cuci mata beneran. (WKWKWK teteup berharap). Namun kenyataannya…tak sejalan. Semua store tutup. Mall sepi pengunjung dan sepertinya memang khusus dibuka khusus untuk program vaksinasi. Beberapa ojek daring tampak berlalu lalang membawa bungkus makanan, stand kuliner masih tetap buka namun hanya untuk layanan pesan antar saja.
Suasana vaksinasi tadi rapi banget sih menurutku. Alurnya jelas, di tiap post ada satpam/staff yang jaga jadi peserta tidak kebingungan mengikuti semua prosedur. Diawali dengan cek suhu tubuh di pintu masuk, lalu scan barcode pendaftaran di loket. Sebenarnya aku agak ragu untuk masuk duluan mengingat jadwalku masih sejam lagi. Eh ternyata karena antrian di depan sudah lengkap semua, jadi aku bisa masuk. Pun karena semua administrasi sudah aku lengkapi online dan cetak dari rumah plus aku bawa alat tulis sendiri, antrian pun tak begitu lama. Setelah verifikasi dokumen aku naik 1 lantai untuk menyetorkan formulir skrining sebelum vaksinasi COVID -19. Formulir ini isinya tentang riwayat penyakit, pengobatan, alergi berat karena vaksin COVID-19, serta kondisi kesehatan lainnya seperti kelelahan-pernapasan dan berat badan. Meja 1 semua informasi tersebut di validasi, setelah beres lalu direkomendasikan ke Meja 2 apakah vaksinasinya bisa diberikan, ditunda atau tidak diberikan. Meja 3 sebenarnya lebih detail memberikan informasi jenis vaksin dan pengecekan tensi. Nah, lalu aku diarahkan ke meja dibelakangnya aku malah ga ngeh kalau langsung bakal disuntik WKWKWK. Terakhir kali vaksin rasanya pas hamil dan suntikan tadi ga terasa apa-apa. Setelah beres lalu aku menuju area observasi. Di meja 4 ini aku duduk kurang lebih 30 menit menunggu untuk mendapatkan informasi terkait sertifikat dan jadwal vaksin lanjutan, ditanyakan keluhan pascavaksinasi serta diberikan nomor dokter jika ada keluhan lainnya. (dalam hati…kok ga ada telor dan burkijo, hiks).

Demikianlah perjalanan singkatku dalam petualangan vaksinasi hari ini. Prosesnya teratur, nyaman dan ga lebih dari satu jam. Setelahnya aku ga jadi kelayapan ga krusial (LoL) sudah buru-buru ingin pulang saja. Harapan mau jalan ke mall atau pindah ke mall sebelah sudah rontok karena ternyata aku kangen Cha! HAHAHA.
Teman-teman sudah vaksinasi semua? gimana ceritamu? apakah sama denganku atau lebih heboh lagi?