Posted in Tentang Teman

~Tentang Angan Senja

Minggu Siang di Glen Ridge,

Apa kalian percaya jatuh cinta pada pandangan pertama? atau pernah mengalami berawal dari teman kemudian jadi nyaman?

Kebersamaan dalam cerita-cerita tanpa tema tapi penuh makna, tentu saja menjadi awal mula tumbuhnya rasa sayang.

Ya, banyak bukti menamparku bahwa kita tak hanya jatuh cinta sekali. Dulu aku keras kepala, jatuh cinta berkali-kali pada seorang yang sama. Kini aku mulai menyadari bahwa kita bisa saja jatuh cinta pada orang yang berbeda di saat yang bersamaan.

Namanya #AnganSenja “I don’t have middle name”, katanya padaku pada suatu sore. Tak banyak bertegur sapa, pertama kali jumpa aku sudah merasa kalau aku jatuh cinta padanya. Walau awalnya kami masih malu-malu, kini kami berbagi guling dan terbangun di pagi hari dari tempat tidur yang sama.

IMG_3581

Aku selalu suka berada dekat anak kecil. Mereka selalu kaya akan imajinasi dan penuh dengan ekspresi. Ya demikianlah si Angan Senja. Aku bahkan tidak pernah tahu bagaimana dia bisa menata dirinya, hingga orang selalu merasa senang bersamanya. Layaknya magnet dengan medan positif, semakin dekat dengannya membuat aku semakin bahagia. Demikian pula saat aku sedih, dia seperti menarikku untuk selalu tertular bahagianya.

Aku menantinya seperti sore hari yang selalu memberikan harapan dan keindahan. Seperti menunggu datangnya waktu sendu, untuk mengadu dan diteduhkannya.

Dia, Angan Senja.

Pada suatu tengah malam, aku pernah menangis terisak mengetuk pintu rumahnya. Suhu minus di luar menambah sakit mataku untuk berusaha tegar melangkah. Ku intip, dia sudah tertidur pulas melingkar. Aku menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan seluruh sumpah serapah dan mengutuk segala hal yang terasa tak adil bagiku. Dia bergeming, seolah menyediakan waktu untukku melepaskan sesak yang sudah tak kuat lagi ku tahan. Dia membiarkanku berteriak dan menuding ini salah, itu salah. Dia memberikan waktu hingga aku lelah dan memilih untuk pasrah.

Dalam beberapa subuh dia ikut terjaga, seperti mengerti apa yang aku rasakan. “Why you stay here?” katanya polos saat menemukanku teronggok di pojokan kamar mandi rumahnya. Dia memegang tanganku dengan mata yang masih tertutup menuntunku menuju kasur. Tidak ku jawab pertanyaannya, aku hanya menerima tangannya yang hangat dan pura-pura mengantuk lalu kembali ikut tidur.

Selang beberapa jam aku masih saja tergoda untuk menyapa dunia maya. Pelan-pelan aku lepaskan kakinya yang menimpa separuh badanku. Dia memang suka berputar, bahkan saat tidur saja bisa hingga 90 derajat. Sedikit berjingkat aku meraih ponsel di bagian atas lemari bajunya, kurendahkan pencahayaannya dan duduk bersila di dekat dipan. Sungguh ingin lompat karenanya, laki-laki berponi itu malah berdiri terdiam di dekatku mengisyaratkan aku untuk kembali tidur tanpa sepatah katapun.

Aku tidak pernah protes pada apapun yang dia inginkan. Si ibu wanti-wanti memberi saran, “Angan jangan dibiasakan seperti itu, Doi kasitahu saja dia langsung biar dia tahu dan memperbaiki jika salah”. Tapi ya, kadang aku bingung, seperti itulah caraku menyayangi orang. Walaupun pada akhirnya aku tahu sikapku akan menjadi hal yang tidak baik di kemudian hari.

Hari ini dari rantau aku masih berusaha tersenyum, merawat mimpi dan menjalani hari. Emosiku bergantung matahari, jika cerah aku ceria jika turun salju aku kembali beku. Seandainya aku bisa seperti Angan, yang bahagia karena bisa buang air besar atau berhasil membuat lingkaran dengan warna kesayangan, aku pasti tidak akan mengalami swing mood berkepanjangan dan menguras energi seperti ini.

Ah…aku kangen masa kanak-kanak. Masa-masa enak yang hanya berpikir untuk bermain, membaca cerita dan mencintai apa yang disukai.

Banyak cerita yang ingin aku bagi tentang pria penyuka warna kuning ini, tentang sosok mungil yang selalu bertanya padaku dalam beberapa pagi di pekan ini, “Doi, do you miss Way?

Salam ceri(t)a.

Tagged:

4 thoughts on “~Tentang Angan Senja

  1. Waaaaaaa baru baca yg iniiii:)) si soulmatenya Doi…si masnya ini kok sok tau dan sok pengertian ya…
    Bersyukur smg ttp deket hingga nanti ya…

  2. Hi kak doi! Setelah lama gak buka kembali rumah diksi, rupanya terjadi migrasi. Salute dah sama ceritanya kak doi. Semoga lancar perjalanan meraih citanya ya kak doi. Dab yah, tetap bagi cerita-ceritanya. Selalu suka tulisan kak doi. Terima kasih kak! Salam kenal! *sodorintangan*

    1. Halo Mery, terima kasih sudah berkunjung lagi ke ‘rumah’ baruku. Ah….maaf lama tidak berbagi cerita. Bukan karena tidak ingin, tapi entah kenapa selalu saja ada alasan untuk menunda. Semoga di sini aku bisa lebih banyak bercerita ya. Ah…aku suka sekali bercerita. Sekali lagi terima kasih sudah singgah kesini, SELAMAT DATANG! 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *