Entah terpaut atau tidak, bulan Februari selalu menjadi bulan istimewa untukku. HAHAHA jika saat masih di bangku sekolah dulu aku termasuk kaum yang merayakan Hari Valentine! cukup dinantikan karena aku selalu suka coklat gratisan *nyengir. Demikian pula saat kuliah, Februari selalu penuh cinta. Aku selalu kebanjiran job wedding dan event lainnya. Sebagai anak kost aku juga turut bahagia, karena Februari biasanya ada banyak seminar dan tentu saja makanan gratis. Hahaha, bahagiaku receh banget ya? ga pernah lepas dari makan gratisan. Tapi ku akui, ketika tahu rasanya dapat gaji bulanan, Februari jelas jadi favoritku. Hari kerja lebih sedikit (~yaelah diskon sehari doang wkwk) tapi senangnya bukan main. Rasa-rasanya aku menjalani hari dengan penuh semangat, menanti tanggal gajian tiba. Eitsss…walau sebenarnya kalau boleh jujur, aku lebih menikmati saat jadi scholar sih. Tugasku berteman, berelasi jalankan hobi. Bikin tugas dan serius belajar, dapat tunjangan kesehatan dan dikasi duit segalanya rutin ga pakai ngaret pula, hahaha. ~demikianlah insan beasiswa
Februari 2020 inipun sangat menyenangkan. Banyak acara seru yang aku ikuti. Seminar parenting dengan banyak hadiah dan narasumber kece, liburan domestik ke Cirebon yang punya makanan superwenaak! Dan tentu saja ke(M)bali yeay!. Entah mengapa aku bersikeras sekali untuk bisa pulang kampung kala itu. Selain bertepatan dengan Galungan, awalnya sih karena rencananya mau ikut acara akuibu ~eh ternyata malah batal. Untungnya Bali selalu asyik jadi bisa bikin apapun bersama manteman yang juga superasyik! Akhirnya mampir juga kami menikmati fasilitas DNA, tempat nongkrong nakmuda kreatif kekinian hehehe. Sebenarnya kepulangan ke Bali saat ini juga cukup menyedihkan karena aku harus mengambil langkah besar untuk selesai kerja kantoran. Situasi kantor dan suasana kerja sudah perlu beradaptasi lagi, sehingga menerima perubahan adalah sebuah keikhlasan. Well, pertemuanku dengan kak Dee di mall Renon benar-benar seperti berjumpa ibu peri. Aku terus merasa jika aku ragu dengan keputusan yang telah terjadi. Tapi kembali sahabat terbaik dikirim oleh tuhan untuk mengingatkanku bahwa hidup tak boleh berhenti di titik itu. Jika ini terjadi bulan lalu, Jelas aku akan menyebutnya kutukan! tapi karena terjadi bulan Februari aku menyebutnya tantangan. HAHAHA adil bukan? BUKAN!. Hingga pergantian tahun ini, aku dan cha pergi paling jauh cuma sepedaan sampai pos satpam depan. Februari menjadi bulan termanis di tahun ini, terima kasih ya sudah selalu jadi yang terbaik untukku.
Dalam perjalanku menikmati Februari, entah mengapa aku merasa HARUS merayakan hari-hari istimewaku bersama mendiang iparku. Saat itu ia tengah hamil besar, dengan sekuat tenaga aku usahakan untuk memberikannya kenangan indah sebagai calon ibu dan seorang adik perempuan. Sepulang rapat dalam kondisi yang sangat lelah, entah darimana aku dapat tenaga ekstra untuk mondar-mandir membeli persiapan pesta. Ya, aku ingin membuat kejutan Baby Shower sekaligus Bday Party untuk bumil kesayangan kami. Aku masih ingat betapa kepalaku masih berat usai rapat. Tiga toko malah kehabisan sash. Aku tetap tak menyerah pokoknya pesta kejutan harus tetap meriah. Bapak dan Ibu yang menemaniku sudah beberapa kali menelepon dari parkiran, katanya Cha sudah ngamuk. Pada akhirnya mereka menyusul masuk mall juga. hehe
Walau baru sebulan berlalu…ketika adik perempuanku telah jadi abu aku masih tak sanggup menahan air mata jika harus mengingat kebersamaan kami lagi. Aku beruntung sekali sempat serumah walau tak lebih dari setahun bersamanya. Aku belum cukup lama mengenal sosoknya namun aku yakin segala kebaikan murni adanya. Ini adalah the big lost yang aku alami dalam kehidupanku 30 tahun belakangan. Sedihnya tak dapat kubandingkan dengan kehilangan wayahku dulu. Tentu beda cerita. Tapi Ewik adalah orang yang benar-benar membantuku untuk tetap tersenyum dan membuka mata, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bulan Oktober dia tetap cekatan membantu pesta ulang tahun ‘susulan’ Charita walau hamilnya sudah nampak besar. Saat pulan Februari ini, Aku siapkan baju kembar untuk baby kami, “nanti kita foto bareng ya” kataku bersemangat. Ewik hanya mengangguk kemudian menempelkan bajunya ke perutnya sebelum kami berfoto bersama. Nanti…maksudku adalah nanti…saat anaknya lahir dan kami bisa foto berempat jadi ibu muda bahagia. Aku tak mau bercocoklogi, tapi kini aku sadari kesempatan itu sudah tidak mungkin terjadi lagi.
Februari 2020 adalah pertemuan terakhir kami… Ewik pergi untuk selamanya dalam satu hari yang aku ingin skip saja! Ewik adalah saudara perempuan yang baik…Ia adalah teman baikku ketika bertransisi menjadi ibu. Terima kasih ya Ewik, bulan Februari akan tetap jadi bulan yang penuh cinta, karenamu.





One thought on “~tentang Februari yang Penuh Cinta”