Posted in Tentang Anak, Tentang Komunitas

~Tentang Prinsip CINTA

Tentang Rangkul

Saat pertama tahu tentang keluarga kita, saya termasuk orang yang penasaran apa sih Prinsip CINTA yang selalu didengung-dengungkan dalam pendidikan keluarga versi keluarga kita. Selalu mengangguk-angguk saat kakak fasilitator menyampaikan bahwa sesungguhnya semua keluarga memiliki cinta penuh, semua orang tua sayang pada anaknya dan banyaknya cinta tidak menjadi penentu bahwa keluarga telah berproses dengan baik. Cinta dalam keluarga, tantangannya bukan semata-mata menyangkut kuantitasnya namun lebih ke kualitasnya~bagaimana kita bisa mencintai dengan lebih baik. Nah, ketika dapat kesempatan ikut pelatihan calon rangkul (sebutan untuk relawan keluarga kita) saya bisa belajar lebih banyak tentang prinsip CINTA dan implementasinya dalam keseharian. So thruu…dalam pelatihan ini juga dapat teman yang merasakan hal sama kalau kata CINTA dalam prinsip ini terdengar klise dan sedikit bikin geli, hihihi ampuuun.

Tapi pe…pe..mimir..sa..saaa ternyata prinsip CINTA ini sangat aplikatif dan mudah diimplementasikan di rumah masing-masing. Berikut hasil catatanku setelah ikut pelatihan hari ini. Yuk, belajar bareng!

Melalui pelatihan ini, saya belajar menganalisis kemampuan dan kelemahan diri, membaca peluang dan tantangan dalam mengimplementasikan PRINSIP CINTA dalam keseharian saya. Jadi apa itu prinsip CINTA? Dalam buku Keluarga Kita dijelaskan bahwa Prinsip Cinta merupakan lima prinsip pengasuhan agar kita bisa praktik mencintai dengan lebih baik. Dilatarbelakangi oleh bervariasinya krisis dalam keluarga yang pasti terjadi walau dalam skala yang berbeda besar/kecilnya. Prinsip Cinta ini sejenis mantra untuk melatih konsistensi dan komitmen kita untuk mengantarkan niat baik dan cinta agar tercipta hubungan reflektif, disiplin positif serta belajar efektif dalam mendukung anak untuk tumbuh kembang dengan baik. Dalam praktiknya, tantangan yang umumnya kita alami bisa jadi berwujud anak tantrum, suami nyebelin, istri kecapekan. Semua itu adalah bentuk yang mungkin menjadi dinamika #EfekRumahTangga yang mengharuskan kita dewasa dan matang dalam mengelola emosi.

C= Cari Cara

I= Ingat impian Tinggi

N= Nerima tanpa Drama

T=Tidak takut salah

A=Asyik main bersama, kesempatan belajar praktik CINTA dalam rumah tangga.

Praktik Berbicara dan Mendengarkan dalam pelatihan

Setiap sesi dibuat dengan menarik dan partisipatif. Kami belajar menyampaikan pandangan lewat pembahasan kasus cerita keluarga. Dalam aplikasi sekolah.mu kami juga mengerjakan beberapa tugas belajar mandiri terkait kejadian sehari-hari. Latihan Prinsip Cinta tentang anak dan kesepakatan bermain gawai, bisa dibaca pada tautan berikut ini.

Nah, Selain teori materi praktiknya juga bermanfaat. Sesi ini membantu saya untuk bercerita dengan sistematis serta mengasah keterampilan untuk menjadi pendengar yang baik. Tidak hanya untuk pribadi dan keluarga saya saja, namun juga untuk keluarga lain ketika nantinya kami menyelenggarakan sesi rangkul dan bisa jadi fasilitator diskusi yang efektif. 

Secara umum, saya berlatih untuk menerima bahwa tidak ada satu metode pengasuhan yg sempurna dalam keluarga, namun yang terpenting kita perlu punya kesadaran dan kesiapan untuk membekali diri menerapkan pola asuh yang peduli dan partisipatif agar bisa mencintai keluarga dengan lebih baik. Seperti menemukan rumah hangat yang menemani saya bertumbuh dan berproses sebagai individu dan anggota keluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *