Posted in Tentang Buku, Tentang Keluarga, Tentang Komunitas, Tentang Perempuan

~Tentang #SuaraTepiHati

“Hayok, tancap gas!”, jawabku antusias mengakhiri obrolan tengah malam bersama Mbokgek @_puspa.id sekitar bulan Juli 2020.⁣⁣
Setelah berbincang tentang banyak hal, mulai dari masa lalu hingga harapan di masa mendatang kami sepakat merapatkan barisan sesama dan memperkuat barikade pertahanan diri.⁣⁣ Lalu bernaunglah sembilan perempuan ini dalam rumah @sembilan.perempuan disambut hangat dekapan bunda Onya sepenuh hati, waktu dan pikirannya.⁣⁣

Pertemuan tiap Jumat malam menjadi penanda perjumpaan virtual para perempuan.⁣⁣ Maklum saja karena kami tak sepenuhnya mengenal satu sama lain dan sangat perlu menyelaraskan pandangan dan saling berpegangan mengingat nanti kami akan ngekos serumah ‘buku’.

Sesuai dengan dugaanku, proses ini berlangsung menyenangkan namun memang banyak gesekan. Seluruh kegusaran, kerinduan, kekhawatiran dan kekuatan harapan, kami tuangkan sekaligus wadahi jadi buah pikir bersama.⁣⁣ Kami sepakat bahwa gesekan itulah yang menghangatkan, dan seperti mesin yang telah dipanaskan kami pun menjaga laju motor pikir ini tetap bergerak maju dan saling menguatkan. Kami belajar banyak hal tentang injak gas/rem dari para perempuan berkarakter tangguh nan unik penguat cerita dalam buku ini.
Hingga Desember datang jua, momen berbagi dalam spektrum yang lebih luas menanti di depan mata.⁣⁣
⁣⁣
Mengulik dapur @sembilan.perempuan dalam prosesnya mengolah rasa, buku ini lahir dari banyak sekali tanda tanya. Kami memilih untuk bercerita lewat tulisan. Berbagi melalui kisah kami yang berbeda-beda namun pasti juga ada benang merah dengan perempuan lainnya. Buku ini adalah cermin untuk kami melihat diri sendiri sebagai perempuan Bali masa kini. Tentang langkah perjuangkan dan seruan yang ingin kami perdengarkan ke dunia luar tentang keberadaan perempuan yang mendukung perempuan lainnya.⁣⁣ Kolaborasi @sembilan.perempuan Bali yang sedang berada di berbagai pelosok negeri hingga luar negeri (@_puspa.id@ririssanjaya@putunormaastyari@agungistrisaridewi@tikapraptiwi@vidya.loka@iska_novi@putuima dan saya) ini bercerita tentang kisah kami sebagai sosok perempuan berlatarbelakang pendidikan, hobi, pekerjaan, konflik yang berbeda-beda.
Kegalauan kamilah yang menjadi benang merah terjadinya kolaborasa ini. Kami berbagi perspektif sebagai perempuan Bali masa kini dalam menyuarakan isu-isu perempuan di berbagai lini kehidupan.

*Vakansi ke Dalam Diri; Refleksi Jadi Perempuan Bali Masa Kini* aku memilih judul yang disodorkan kepalaku subuh itu. Duduk lima jam sambil menanti matahari bertandang, keluar dari kandangnya. Secara pribadi, ini adalah sebuah kesempatan istimewa, merayakan diri yang tengah bertansisi dan bertransformasi. Merayakan 2020 sebagai tahun refleksi dan penuh vakansi ke dalam diri. Bisa juga jadi perayaan dan apresiasi selama sembilan bulan #dirumahaja mencatat kembali anugrah yg telah dimiliki dan melepaskan hal-hal di luar kendali. Aku berbincang berbincang dan menyapa ‘aku di masa lampau’ dengan segala rupa racau dan galaunya.
Ada juga alinea untuk anakku @chamarachacha yg sedang merangkai cerita di hidupnya. Belum banyak yang bisa ku tuangkan, tapi sedikit kisah nostalgia keluarga dan refleksi kesehatan reproduksi dalam rumah tangga menjadi bekal awal untuk mulai kembali ‘eling diri’.

Tulisan ini bermuara pada dukungan untuk sesama perempuan dalam proses mencintai dan menerima dirinya secara utuh dan sadar. Saya berharap keterbukaan ini mampu menguatkan kita bersama-sama untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak reproduksi perempuan dan pernikahan anak usia dini.

Sejalan dengan misi pemberdayaan dalam project @sembilan.perempuan, untuk donasi perdana kami memilih @lbh_bali sebagai rekan penyaluran donasi untuk pendampingan korban Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

Terima kasih untuk Bunda Kadek Sonia Piscayanti – Komunitas Mahima sudah berkenan menjadi mentor yang mengayomi proses olahrasa dalam esai kolaborasi ini.
Matur suksma seluruh keluarga serta teman-teman kami yang senantiasa memberikan semangat dan menjadi inspirasi.

Untuk seluruh perempuan dimanapun dan sedang berjuang dalam hal apapun, semoga suara kita semakin terdengar dan solidaritas kita semakin nyata. Selamat membaca mari bertukar cerita setelahnya.

Salam Perempuan Berdaya-Berkarya,

Mari Belajar Mendengar & Bercerita 🌾
Kadek Doi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *